Di era globalisasi ini, tantangan dan peluang sertifikasi kompetensi di SMK menjadi topik yang semakin relevan. Sertifikasi kompetensi merupakan proses pengakuan terhadap kemampuan individu dalam suatu bidang tertentu. Dalam konteks Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), sertifikasi kompetensi menjadi krusial dalam meningkatkan kualitas lulusan yang siap terjun ke dunia kerja.
Menurut Bambang Suryadi, Ketua Umum Asosiasi Sekolah Menengah Kejuruan Indonesia (ASMI), “Tantangan utama dalam mengimplementasikan sertifikasi kompetensi di SMK adalah ketersediaan tenaga pengajar yang berkualitas serta fasilitas yang memadai.” Hal ini sejalan dengan pendapat Dr. Ir. Wahyu Suroso, M.Pd., pakar pendidikan vokasi, yang menyatakan bahwa “Proses sertifikasi kompetensi harus didukung oleh lingkungan belajar yang kondusif agar siswa dapat mengembangkan potensi mereka secara optimal.”
Namun, di balik tantangan tersebut, terdapat peluang yang dapat dimanfaatkan oleh SMK. Menurut data Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, lulusan SMK yang telah mendapatkan sertifikasi kompetensi memiliki tingkat kelulusan dan keterserapan kerja yang lebih tinggi dibandingkan dengan lulusan tanpa sertifikasi. Hal ini menunjukkan bahwa sertifikasi kompetensi dapat menjadi modal penting bagi lulusan SMK dalam bersaing di pasar kerja yang semakin kompetitif.
Menurut Prof. Dr. H. Anis Baswedan, M.Pd., M.Phil., Ph.D., Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, “Sertifikasi kompetensi merupakan langkah strategis dalam meningkatkan daya saing lulusan SMK di pasar kerja global. Oleh karena itu, pemerintah terus mendorong SMK untuk mengimplementasikan sertifikasi kompetensi secara menyeluruh.”
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tantangan dan peluang sertifikasi kompetensi di SMK merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan vokasi di Indonesia. Dengan dukungan semua pihak, diharapkan SMK dapat menjadi lembaga pendidikan yang mampu menghasilkan lulusan yang kompeten dan siap bersaing di era globalisasi.